Dosa-Dosa Yang Disegerakan Adzabnya

Jumat, 21 Juni 2013

Oleh: Fadlan Fahamsyah, L.C
Dosa-Dosa Yang Disegerakan Adzabnya

Sesungguhnya perbuatan dosa bisa mematikan hati dan melemahkan jiwa, hal ini dikarenakan jika seorang hamba berbuat dosa maka ada noktah hitam yang melekat di hatinya, jika bertambah dosanya, bertambah pula noktah hitam di hatinya, hingga tidaklah seorang hamba membiasakan dosa, kecuali hatinya menjadi hitam pekat, sehingga cahaya kebenaran sulit menembus dan menerangi hatinya.

pic:allblog/sr

Tetapi, dosa itu bertingkat-tingkat, ada yang ditangguhkan balasannya pada hari kiamat dan ada pula yang disegerakan di dunia sebelum di akhirat, maka pada edisi kali ini, akan kami paparkan untuk para pembaca, di antara dosa-dosa yang disegerakan balasannya di dunia sebelum di akhirat, supaya kita –kaum muslimin- bisa terhindar dan tidak terjatuh di dalamnya.

1. Rakus dan tamak terhadap dunia

Berlebihan dalam mengejar dunia bisa menyeret pelakunya dalam kebinasaan dan kesedihan, Allohpun menghadiahkan untuknya dua balasan yang disegerakan di dunia, yang pertama : Alloh cerai-beraikan urusannya, dan yang kedua : Alloh jadikan dia terpuruk dalam kefakiran dan terputus dari sifat qona’ah, hal ini sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya, maka Alloh akan jadikan kekayaan ada dalam hatinya, Alloh himpun kekuatannya, dan dunia akan menghampirinya, sedang ia tidak menginginkannya, dan (sebaliknya) barangsiapa menjadikan dunia sebagai cita-citanya, Alloh jadikan kefakiran ada di depan matanya, Alloh cerai beraikan urusannya dan dunia tidak menghampirinya kecuali apa yang sudah Alloh takdirkan untuknya. (HR. at-Tirmidzi : 2465 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah L 949)

2. Dzolim dan Durhaka kepada orang tua

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya di dunia; kedzoliman dan durhaka (pada orang tua). (HR. Hakim dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah : 1120)

Hal ini dikarenakan terkabulnya doa orang tua, apalagi di saat orang tua terdzolimi, kemudian ia menengadahkan tangannya ke langit, mengadukan sakit hatinya kepada Alloh, maka doa orang tua ini akan bergerak dan berhembus menuju angkasa, menembus awan, mencapai langit, dan diamini oleh para malaikat, kemudian Alloh Ta’ala mengabulkannya .. Maka berhati-hatilah wahai kaum muslimin dari berbuat dzolim dan durhaka kepada kedua orang tua!

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Tiga doa yang tidak tertolak : doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa orang yang terdzolimi. (HR. al-Baihaqi dalam Sunan Kubro : 6185 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah : 1797)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang di atas awan, kemudian Alloh berkata : ‘Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku pasti menolongmu meskipun setelah berlalunya waktu’. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 117)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang menuju langit. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 118)

Hal ini juga menunjukkan betapa agungnya hak kedua orang tua kita, sampai-sampai Alloh meletakkan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua setelah kewajiban menyembah kepadaNya, Alloh Ta’ala berfirman ;

Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu. (QS. an-Nisa’ : 36)

3. Meninggalkan dakwah (amar ma’ruf dan nahi mungkar).

Dakwah merupakan perkara penting yang harus ditegakkan di tengah-tengah masyarakat, karena jika tiang dakwah ini tumbang maka hancurlah masyarakat, tersebarlah maksiat, dan disaat itulah murka Alloh datang menyapa.

Berikut ini kami cantumkan hadits yang memberikan perumpamaan apik tentang akibat meninggalkan dakwah, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Perumpamaan orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan orang tidak melakukannya ibarat suatu kaum yang naik sebuah kapal kemudian sebagian ada yang di atas dan sebagian yang lain ada di bawah, kemudian orang yang berada di bawah apabila ingin mengambil air maka mereka melewati orang-orang yang ada di atasnya dan otomatis mengganggunya, maka (orang-orang yang ada di bawah) berkata : seandainya kita lubangi saja perahu ini niscaya kita bisa mengambil air dengan mudah tanpa mengganggu orang yang ada di atas kita, maka jika mereka biarkan melaksanakan apa yang mereka inginkan niscaya mereka semua akan tenggelam binasa, dan apabila mereka dicegah maka mereka semua akan selamat. (HR. Al-Bukhori : 2361)

Demikianlah Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi perumpamaan tentang bahaya meninggalkan amar ma’ruf, yang mana Alloh Ta’ala akan menyegerakan akibat menginggalkan dakwah, sebagaimana yang dituturkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Sesungguhnya jika manusia melihat orang yang berbuat dzolim kemudian tidak mencegahnya, maka dikhawatirkan Alloh akan mengirim adzab kepada mereka secara merata. (Diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya : 4340, dan dishohihkan al-Albani dalam asy-Shohihah : 1564).

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

Demi Alloh yang jiwaku ada di tanganNya, hendaklah kalian benar-benar mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau jika tidak, hampir dipastikan Alloh akan mengiirm adzab untuk kalian. (Diriwayatkan at-Tarmidzi dalam Sunannya : 2169, dan Al-Albani mengatakan, “hasan lighorihi”, dalam Shohih at-Targhib wa at-Tarhib : 2313)

4. Sombong

Sombong merupakan perangai tercela, yang mengundang murka Alloh Ta’ala, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Alloh ‘Azza wa Jalla berkata, ’Kemuliaan adalah sarungKu dan kesombongan adalah selendangKu, maka barangsiapa menyaingiKu dalam satu di antara dua hal tersebut, Aku akan mengadzabnya’. (HR. Muslim)

Tidak hanya cukup di sini, bahkan Allohpun menyegerakan balasan bagi orang yang berbuat sombong dengan menjadikannya dalam kehinaan, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Tidaklah seorang hamba kecuali di atas kepalanya ada hakamah (kinayah untuk kehormatan atau kedudukan) yang berada di tangan malaikat, maka jika hamba tadi rendah hati (tawadhu’) maka dikatakan kepada malaikat : angkatlah kedudukannya dan jika dia sombong maka dikatakan kepada malaikat : rendahkankan dirinya. (HR. Thobroni dan dihasankan al-Albani dalam asy-Shohihah : 538).

5. Al-Mas’alah (meminta-minta/mengemis)

Meminta-minta adalah pekerjaan hina dan nista yang dibenci Islam, dan barangsiapa menjadikan pekerjaan ini sebagai suatu profesi untuk menumpuk harta dan memperkaya diri, maka Alloh akan menjadikan dirinya terjatuh dalam lembah kemiskinan dan selalu dalam kekurangan.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kecuali Alloh bukakan untuknya pintu kefakiran. (HR. Ahmad dan dishohihkan al-Albani dalam shohih at-Targhib :2462)

Selain balasan yang disegerakan di dunia berupa kemiskinan, perbuatan meminta-minta juga diancam dengan adzab pada hari Kiamat.

Barangsiapa meminta-minta manusia untuk memperkaya diri, maka sebenarnya dia meminta bara api. (HR. Muslim).

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

Tidaklah salah satu di antara kalian selalu meminta-minta kecuali dia akan bertemu Alloh pada hari kiamat sedang wajahnya tidak berdaging. (HR. Bukhori : 1405 dan Muslim : 2443)

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Madarij as-Salikin :


”Hukum asal meminta-minta adalah haram kecuali dalam kondisi darurat.”


6. Memutus silaturahim, khianat dan berdusta.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Tidaklah sebuah dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya di dunia dan juga disimpan di akhirat dibandingkan dosa memutuskan silaturrohim, khianat, dan juga berdusta, dan sesungguhnya amalan ketaatan yang paling disegerakan pahalanya adalah menyambung silaturrohim, sesungguhnya dengan silaturrohim keluarga akan bahagia, harta akan melimpah dan jumlah keluarga akan bertambah, jika mereka saling menyambung tali silaturrohim. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 5591)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juta bersabda :

Tali silaturrohim bergantung di Arsy, kemudian ia berkata : Barangsiapa menyambungku maka Alloh akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskannya, maka Alloh akan memutuskannya. (HR. Muslim : 6683)

7. Berprasangka buruk kepada Alloh

Su’udzon atau berprasangka buruk kepada Alloh merupakan sifat tercela yang mengakibatkan seseorang pesimis, takut, cemas dan khawatir dalam mengarungi kehidupan, serta membuat seseorang berputus asa dari rahmat Alloh Ta’ala.

Orang yang berprasangka buruk kepada Alloh, dikhawatirkan Alloh akan merealisasikan apa yang ia sangka dan Alloh menyegerakannya di dunia, hal ini sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Aku sesuai dengan prasangka hambaku kepadaKu, jika ia berprasangka baik maka baginya kebaikan, dan jika ia berprasangka buruk maka baginyalah keburukan. (HR. Ahmad dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 4191)

Dari sini, maka wajiblah bagi kita kaum muslimin untuk berprasangka baik kepada Alloh sehingga kita mendapat kebaikan tadi.

8. Membongkar aib saudaranya seiman dan menuduhnya

Termasuk dosa yang disegerakan balasannya di dunia adalah dosa ghibah, dosa yang Alloh perumpamakan dalam al-Qur’an dengan memakan daging bangkai saudara kita, sebagaimana yang difirmankan :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurot : 12)

Dan balasan yang disegerakan bagi para pengghibah adalah Allohpun akan membeberkan aibnya di mata manusia. Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Janganlah membeberkan aib kaum muslimin dan janganlah mencari-cari kesalahan mereka, barangsiapa melakukannya maka Alloh akan mencari-cari aibnya dan Alloh akan membeberkannya (di hadapan manusia). (HR. Tirmidzi : 2032)

Dan Allohpun menyegerakan adzab yang pedih di dunia bagi para penyebar gosip dan tukang fitnah. Alloh Ta’ala berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang Amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. an-Nur : 19)

Alloh Ta’ala berfirman juga :

Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik yang lengah (untuk berbuat dosa) lagi beriman (berbuat zina), mereka terlaknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. (QS. an-Nur : 23)

9. Riya’

Riya’ merupakan amalan yang paling ditakutkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpa para umatnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

”Sesungguhnya amalan yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil”, mereka bertanya, ”Apa syirik kecil itu ya Rosululloh ?” Beliau menjawab, ”Riya’”. (Dishohihkan al-Albani dalam asy-Shohihah : 951)

Maka tidaklah heran bila Alloh Ta’ala menyegerakan balasan orang yang melakukan riya’, hl ini sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Barangsiapa melakukan amalan supaya didengar dan dilihat manusia maka Allohpun akan menampakkan niatnya (di hadapan manusia). (HR. Al-Bukhori : 6134, Muslim : 7667)

10. Riba.

Riba merupakan dosa besar yang Alloh dan RosulNya menyatakan perang terhadap pelakunya, yang mana tidak ada dosa yang Alloh dan RosulNya menyatakan perang terhadap pelakunya kecuali dosa riba. Sebagaimana yang Alloh Ta’ala katakan dalam al-Qur’an :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Alloh dan RosulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. Al-Baqoroh : 278-279).

Dan Allohpun akan menyegerakan balasan bagi pelaku riba, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Jika zina dan riba telah tampak pada suatu daerah maka penduduknya menghalalkan adzab Alloh turun atas mereka. (HR. Thobroni dalam al-Kabir dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 1859)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Tidaklah seseorang membiasakan riba kecuali Alloh membalasnya dengan kekurangan. (HR. Ibnu Majah : 2279 dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ :5518)

Dan para pelaku riba akan mendapat laknat dari Alloh Ta’ala, hal ini sebagaimana yang ditegaskan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Alloh melaknat pemakan riba dan juga pemberinya (dua pihak yang melakukan transaksi riba), saksinya dan juga juru tulisnya. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 5089)

Dan makna dari laknat adalah dijauhkan dari rahmat.

11. Berhutang dengan niat tidak membayar

Hutang merupakan perkara penting yang harus kita perhatikan karena seseorang bisa terhalangi masuk surga dikarenakan hutangnya, hal ini sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Sesungguhnya saudara kalian tertawan di pintu surga dikarenakan hutangnya. (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 1550)

Allohpun menyegerakan balasan bagi orang yang berhutang dengan niat tidak membayarnya dengan menyulitkan dirinya untuk melunasi hutangnya sebagaimana yang ia inginkan sendiri, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barangsiapa mengambil harta manusia dengan niatan mengembalikannya, Alloh akan melunasinya dan barangsiapa mengambilnya dengan niat merusaknya Allohpun akan merusaknya. (HR. Al-Bukhori : 2257)

Demikianlah telah kami paparkan secara singkat di antara dosa-dosa yang disegerakan balasannya di dunia. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Wallohu alhaadi ’ilaa aqwaami aath-thoriiq

Sumber: Majalah Adz-Dzakhiirah vol. 9 no. 2 edisi: 68.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

Copyright 2013 Kematian Menurut Islam. All rights reserved.
Themes by Ex Templates Blogger TemplatesCoolbthemes.com - Home Recordings - Studio Rekaman